PAGUYUBAN PARASENA MAHIKA LESTARI

Paguyuban Parasena Mahika Lestari

Artikel

Pengaruh Kemitraan Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Tahu di Indonesia

Kemitraan merupakan bentuk kerja sama yang esensial untuk pengembangan usaha agar mampu bersaing secara global. Di Indonesia, usaha tahu digolongkan sebagai salah satu Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang sangat potensial. Untuk meningkatkan kinerja UMK tahu, kemitraan, khususnya dengan usaha besar atau BUMN, dianggap perlu. Penelitian ini bertujuan menganalisis sejauh mana pengaruh kemitraan dan faktor-faktor lain terhadap kinerja usaha tahu di Indonesia, yang diukur melalui pendapatan usaha.

Pentingnya Kemitraan dalam Pengembangan Usaha

Kemitraan bertujuan memperkuat dan mengembangkan kemampuan usaha kecil melalui dukungan modal serta pelatihan sumber daya profesional, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kelanjutan usaha. Manfaat sinergis dari kemitraan dapat membentuk "keunggulan kolaboratif" (Huxham dan Vangen, 2005).

Namun, data menunjukkan bahwa jumlah usaha tahu yang tidak bermitra (89%) masih jauh lebih banyak dibandingkan yang bermitra (11%). Padahal, usaha tahu non-mitra banyak menghadapi kesulitan, terutama dalam permodalan dan bahan baku, selain masalah pemasaran, tenaga kerja, dan mesin. Kemitraan diyakini dapat meminimalkan kesulitan tersebut dan meningkatkan kinerja usaha.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Industri Mikro dan Kecil (IMK) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, dengan total sampel 237 UMK tahu (bermitra dan non-mitra).

Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Kinerja UMK tahu diukur dengan pendapatan usaha. Variabel yang diuji meliputi aspek Sumber Daya Manusia (pendidikan, umur usaha, umur pengusaha, pelatihan), aspek Keuangan (modal), aspek Teknis Operasional (bahan baku, alat, tenaga kerja), aspek Pemasaran (distribusi, alokasi pemasaran, kemitraan), dan aspek Kelembagaan (koperasi).

Hasil dan Pembahasan

1. Kemitraan dan Pendapatan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha tahu.

  • Variabel dummy kemitraan memiliki koefisien positif (0,4596) dan signifikan (p-value 0,037 < 5%). Ini berarti usaha tahu yang menjalin kemitraan akan meningkatkan pendapatannya.

  • Uji beda rata-rata pendapatan juga menunjukkan perbedaan signifikan. Rata-rata pendapatan usaha tahu yang bermitra (Rp 23.707.663) lebih besar daripada yang non-mitra (Rp 11.362.094), dengan selisih sekitar Rp 12,3 juta.

Jenis kemitraan yang paling banyak dilakukan adalah kemitraan bahan baku (46%), karena kesulitan bahan baku menjadi masalah besar bagi usaha tahu non-mitra. Kemitraan bahan baku memudahkan pelaku usaha memperoleh bahan baku dan menjaga kelancaran produksi, yang secara langsung meningkatkan penjualan dan pendapatan.

2. Pengaruh Faktor Lain terhadap Pendapatan

Secara parsial, selain kemitraan, terdapat empat faktor lain yang terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha tahu:

  • Jumlah Tenaga Kerja: Memiliki pengaruh paling besar (koefisien 0,6553) dan signifikan (p-value 0,000). Semakin banyak tenaga kerja, semakin maksimal pendapatan yang diperoleh, sejalan dengan karakteristik usaha informal yang mengandalkan tenaga kerja dalam produksi.

  • Bahan Baku: Berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Ketersediaan bahan baku sangat menentukan kelancaran proses produksi dan peningkatan pendapatan.

  • Umur Usaha: Berpengaruh positif dan signifikan (koefisien 0,2675). Semakin lama usaha beroperasi, semakin baik kinerjanya dan semakin tinggi pendapatannya, karena lama usaha mencerminkan pengalaman.

  • Alokasi Pemasaran (di dalam kota): Berpengaruh positif dan signifikan. Pemasaran di dalam kota lebih menguntungkan karena dapat meminimalkan biaya tambahan seperti biaya pengiriman ke luar kota.

Adapun faktor tingkat pendidikan, umur pengusaha, jumlah alat, modal usaha, pelatihan, distribusi penjualan (ke perusahaan dan pedagang), dan koperasi secara parsial terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tahu.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kemitraan terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha tahu di Indonesia. Usaha tahu yang bermitra memiliki rata-rata pendapatan yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan yang non-mitra.

Selain kemitraan, faktor-faktor lain yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan adalah umur usaha, bahan baku, jumlah tenaga kerja (dengan pengaruh paling besar), dan alokasi pemasaran (di dalam kota).

Saran

Pelaku usaha tahu yang belum bermitra disarankan untuk mempertimbangkan kembali keuntungan kemitraan guna meminimalkan kesulitan dalam memperoleh bahan baku, permodalan, dan pemasaran. Pelaku usaha juga perlu lebih memperhatikan faktor input utama seperti bahan baku dan tenaga kerja agar proses produksi berjalan maksimal dan pendapatan meningkat.

Penulis:
Rizky Ariesty Fachrysa Halik¹, Amzul Rifin², dan Siti Jahroh³

Afiliasi:
¹Program Magister Sains Agribisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

²Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Alamat: Jl. Kamper Wing 4 Level 5 Kampus IPB Dramaga Bogor, Indonesia

³Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor Alamat: Jl. Raya Pajajaran, Kampus IPB Gunung Gede Bogor, Indonesia

Korespondensi:
E-mail: rizkyariesty28@gmail.com

Sumber: file:///C:/Users/user/Downloads/agribisnis,+07+Rizky+Ariesty_dkk+(layout+H)+164-174.html